Pisa Tangerang Gemilang - Mengajarkan anak untuk berbagi merupakan salah satu hal
positif yang harus Anda terapkan sejak dini. Tujuannya, tentu saja agar Si
Kecil belajar rasa peduli terhadap yang lain. Orang tua seringkali mengajarkan
pada anak mereka pentingnya berbagi dengan yang lain, karena hal itu merupakan
suatu kebaikan. Dan hal ini memang perlu diajarkan pada Si Kecil sejak dini.
Meskipun
begitu, untuk menumbuhkan sikap berbagi tersebut, Sobat PISA juga perlu
bersabar dan menunggu hingga Si Kecil siap secara mental dan emosional. Karena
itu, Anda tidak perlu memaksanya agar balita Anda langsung mau berbagi dengan
temannya.
Anak
batita (di bawah 3 tahun) belum bisa sepenuhnya memahami makna berbagi dan
empati, dibandingkan misalnya dengan anak usia 4-5 tahun. Ada beberapa alasan
di balik ini ya sobat PISA.
Pembentukan Diri
Di usia tersebut, balita masih dalam tahap pembentukan
dirinya. Ia masih merasa sebagai seorang individu dan semua yang ada di
sekitarnya terpusat pada dirinya. Jill Ceder, psikoterapis anak dan keluarga di
New York, AS, mengatakan bahwa selama tahun-tahun awal pembentukan dirinya,
anak belajar bagaimana memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Konsep berbagi,
meminjamkan, dan meminjam masih menjadi hal yang terlalu sulit untuk
dipahaminya. "Balita belum mengembangkan empati dan tidak bisa melihat
sesuatu dari sudut pandang anak lain," ujarnya.
Kontrol Impuls
Batita
juga belum memiliki kontrol akan impulsivitasnya. Ini artinya, jika Si Kecil
menginginkan sesuatu sekarang, ya ia harus dapatkan sekarang juga. Jika ia tidak
mau berbagi, ya ia tidak akan mau berbagi. Jika ia ingin melakukan sesuatu, ia
akan melakukannya, termasuk ketika ia melempar mainan atau berguling-guling di
mal karena minta dibelikan mainan.
Di usia
ini juga ia mungkin akan sering memukul dan menggigit atau menggunakan
kekerasan untuk menyelesaikan konflik. Hal ini karena ia belum mengerti
perbedaan tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Belum Paham
Arti Berbagi
Meskipun
anak di bawah usia 3 tahun sudah diajari untuk berbagi, ia belum sepenuhnya
paham apa itu arti berbagi. Karena itu, mungkin Moms akan melihat ada sebagian
batita yang mau berbagi dengan anak yang lain, tapi ada juga yang ogah
melakukan hal tersebut.
Anna
Surti Ariani M.Psi., psikolog anak dan keluarga, mengatakan bahwa anak usia 2-3
tahun memang belum paham benar mengenai konsep berbagi. Bisa dikatakan bahwa
pada anak usia tersebut, tahap perkembangan anak belum mencapai konsep
tersebut. Karenanya, ketika Si Kecil tidak mau berbagi, itu adalah hal yang
normal.
Belajar Mengembangkan Kemandirian
Menurut
Dr. Laura Markham, psikolog klinis dan penulis buku Peacefull
Parent, Happy Kids Workbook, memaksa anak berbagi akan menunjukkan bahwa Si
Kecil tidak punya otoritas dan berhak mengatur dirinya sendiri. Padahal, di
usia ini, Si Kecil justru sedang belajar untuk mengembangkan kemandirian.
Dengan
memaksanya buat berbagi, anak akhirnya akan berpikir bahwa ia tidak punya
wewenang, dan hanya orang tuanya yang punya. Tentunya ini bukan pesan yang Anda
ingin Si Kecil tangkap kan.
Rentan Tantrum
Walaupun
sudah lancar berbicara dan berkomunikasi, anak di usia ini masih dalam kondisi
belum bisa menyampaikan apa yang dirasakan. Karena itu, Moms mungkin pernah
mengalami, saat Si Kecil diminta berbagi, ia justru malahan menangis kencang
atau tantrum? Menurut Jill Ceder, hal ini sekali lagi bukan karena ia tidak
bisa berbagi. Ia menyebut bahwa memaksanya untuk berbagi justru tidak
mengajarkan keterampilan sosial. Bahkan paksaan tersebut akan mengirimkan pesan
yang salah dan bisa menyebabkan ia mengamuk atau tantrum.
Karena itu, hal terpenting ketika orang tua mau melatih anak untuk berbagi, misalnya berbagi mainan, jangan pernah memaksa karena keinginan berbagi memang baiknya muncul dari diri sendiri. Kepekaan orang tua amat penting untuk melihat bahwa secara tidak langsung anak sudah mau berbagi.